PENENTUAN BESI DENGAN
CARA SPEKTROMETRI UV/VIS
1.
TUJUAN
Menentukan
kadar besi dalam sampel.
2.
PERINCIAN KERJA
-
Membuat larutan standar besi
-
Membuat larutan kalibrasi besi dari
larutan standar dengan mereaksikan besi sehingga terbentuk senyawea dengan
kompleks besi
-
Mencari panjang geombang maksimum
-
Mengukur absorbansi
-
Membuat kurva kalibrasi
-
Menentukan kadar besi dalam sampel
3.
ALAT YANG DIGUNAKAN
-
Spectrometer UV/VIS
-
Kuvet
-
Labu takar 1 liter
-
Labu takar 50 ml, 100 ml
4.
BAHAN YANG DIGUNAKAN
-
Ammonium besi (II) sulfat
-
KMnO4
-
KSCN
-
HNO3 pekat
-
H2SO4
5.
DASAR TEORI
Besi adalah
metal berwarna putih keperakan, liat, dan dapat dibentuk, biasanya di
alamdidapat sebagai hematit. Besi merupakan elemen kimiawi yang dapat dipenuhi
hampir di semua tempat di muka bumi, pada semua bagian lapisan geologis dan
semua badan air. Pada air permukaan, jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1
mg/L, tetapi didalam air, kadar tanah Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi
Fe yang tinggi dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur, selain
itu juga menimbulkan pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi,
kekeruhan karena adanya koloidal yang terbentuk.
Tubuh manusia
hanya mengandung besi sebanyak 4g. Adanya unsur besi di dalam tubuh berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan akan unsur tersebut dalam mengatur metabolisme tubuh.
Dalam tubuh, sebagian besar unsur besi terdapat dalam hemoglobin, pigmen merah
yang terdapat dalam sel darah merah. Karena itulah masukan besi setiap hari
sangat diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air
kencing, dan kulit. Namun masukan zat besi yang dianjurkan juga harus dipenuhi
oleh dua faktor yaitu kebutuhan fisiologis perseorangan dan persediaan zat besi
di dalam makanan yang disantap (Trianjaya, Zunaedi. 2009).
Besi secara
farmakologi digunakan sebagai zat penambah darah bagi penderita anemia. Salah
satu bentuk garam besi yang digunakan sebagai komponen zat aktif dalam sediaan
penambah darah adalah besi(II) sulfat, yaitu bentuk besi bervalensi dua atau
ferro. Hal ini berkaitan dengan kondisi tubuh manusia yang lebih mudah menyerap
besi dua daripada besi bervalensi tiga. Sifat kimia besi yang sangat dikenal
adalah mudah teroksidasi oleh oksigen dari udara dan oksidator lainnya,
sehingga besi umumnya dijumpai sebagai besi bervalensi tiga. Pada kondisi
tertentu dimana kurang kontak dengan udara, besi berada sebagai besi bervalensi
dua.
Metode analisis
besi yang sering digunakan adalah dengan spektrofotometri sinar tampak, karena
kemampuannya dapat mengukur konsentrasi besi yang rendah. Analisis kuantitatif
besi dengan spektrofotometri dikenal dua metode, yaitu metode orto-fenantrolin
dan metode tiosinat. Besi bervalensi dua maupun besi bervalensi tiga dapat
membentuk kompleks berwarna dengan suatu reagen pembentuk kompleks dimana intensitas
warna yang terbentuk dapat diukur dengan spektrofotometri sinar tampak. Karena
orto fenantrolin merupakan ligan organik yang dapat membentuk kompleks berwarna
dengan besi(II) secara selektif (Kartasasmita, et al. 2009).
Spektrofotometri adalah suatu metode
analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu
lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau
tabung foton hampa. Alat yang digunakan
adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu
senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan
ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Pada titrasi
spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu berkas yang panjangnya
tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya, sedangkan dalam
kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar. Dalam hubungan ini
dapat disebut juga spektrofotometri adsorpsi atomic (Harjadi, 1990).
Spektrometer menghasilkan sinar dari
spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Kelebihan spectrometer
dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih
terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating, atau
celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang mempunyai
spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Pada fotometer filter
tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis,
melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada
spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapatdiperoleh
dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer
tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel
pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur
perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding (Khopkar, 2002).
Sinar yang
melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-senyawa dalam larutan
tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung pada jenis senyawa yang ada,
konsentrasi dan tebal atau panjang larutan tersebut. Makin tinggi konsentrasi
suatu senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang diserap
6.
PROSEDUR
-
Menimbang 0.7022 gram ammonium besi (II)
sulfat dengan teliti dan melarutkan dalam 100ml air demineral, menambahkan 5 ml
larutan H2SO4 1:5
-
Memanaskan larutan diatas sampai 70oC
dengan menggunakan hot plate dan mengoksidasi dengan larutan KMnO4 sampai berwarna jingga. Usahakan KMnO4
tidak terlalu berlebih, karena waktu KMnO4 akan mengganggu penentuan
absorbansi.kondentrasi KMnO4 0,2 gram / 100 mlair
-
Memasukkan larutan diatas secara
kuantitatif kedalamlabu takar 1 liter dan mentanda bataskan 1 cm3=
0,1 mg Fe
-
Membuat larutan besi (III) 2,4,6,8 dan
10 ppm dari larutan di atas didalamlabu takar 50 ml. sebelum ditanda
bataskan,manambahkan terlebih dahulu 2,5 mllarutan KSCN dengan konsentrasi 200
gr/ 100 ml dan 5 ml HNO3 4M
-
Mencari panjang gelombang maksimum
dengan alat spektorfotometri UV/VIS (literature 480 nm)
-
Mengukur absorbansi larutan kalibrasi
dan sampaipanjang gelombang maksimum
-
Membuat kurva kalibrasi dan menentukan
konsentrasibesi dalamsampel.
7.
DATA PENGAMATAN
a.mencari
panjang gelombang maksimum
No
|
Panjang
Gelombang (nm)
|
Absorbansi
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
|
400
410
420
430
440
450
460
470
479
480
481
482
483
490
500
|
0,2687
0,3246
0,4159
0,4834
0,5437
0,5942
0,6331
0,6568
0,6625
0,6630
0,6632
0,6629
0,6616
0,6520
0,6208
|
b.
pembuatan kurva kalibrasi
X
Konsentrasi
|
Y
absorbansi
|
X2
|
XY
|
2
4
6
8
10
|
0,1774
0,4194
0,6701
0,8757
1,1221
|
4
16
36
64
100
|
0,3548
1,6776
4,0206
7,0056
11,2210
|
∑X
= 30
|
∑
Y = 3,2647
|
∑
X2 = 220
|
∑XY
= 24,2796
|
C.
Menganalisa sampel
No
|
Sampel
|
Absorbansi
|
1
2
3
4
|
Air
rawa
Sampel
x
Air
limbah
Air
galon
|
0,1842
-0,0795
0,3151
-0,0605
|
8.
PERHITUNGAN
9.
ANALISA PERCOBAAN
10.
KESIMPULAN
11.
GAMBAR ALAT
SPEKTROFOTOMETER AGILENT
HOT PLATE
12.
KURVA KALIBRASI
No comments:
Post a Comment